Struktur Ovarium
- Korteks: Bagian terluar ovarium yang mengandung ribuan folikel ovarium, masing-masing folikel berisi sel telur yang belum matang.
- Medula: Bagian dalam ovarium yang mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, dan saraf yang mendukung fungsi ovarium.
- Folikel: Struktur kecil yang berisi sel telur (oosit). Selama masa reproduktif, folikel-folikel ini akan matang secara bertahap hingga akhirnya siap dilepaskan melalui proses ovulasi.
Fungsi Ovarium
- Estrogen: Mengatur perkembangan karakteristik seksual sekunder, seperti pertumbuhan payudara dan distribusi lemak tubuh. Estrogen juga penting untuk mengatur siklus menstruasi dan mempersiapkan tubuh untuk kehamilan.
- Progesteron: Diproduksi setelah ovulasi dan berfungsi untuk mempersiapkan lapisan rahim (endometrium) untuk implantasi sel telur yang dibuahi. Progesteron juga mempertahankan kehamilan pada tahap awal.
- Testosteron: Meski dikenal sebagai hormon pria, ovarium juga menghasilkan sejumlah kecil testosteron, yang penting untuk libido dan fungsi seksual wanita.
Siklus Ovarium
- Fase Folikular (Hari 1-14) Siklus dimulai pada hari pertama menstruasi. Selama fase ini, hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) merangsang folikel di ovarium untuk tumbuh dan matang. Satu folikel dominan biasanya berkembang lebih cepat dari yang lain dan akan siap melepaskan sel telur saat ovulasi. Pada saat yang sama, folikel yang matang akan mulai memproduksi estrogen.
- Ovulasi (Hari 14) Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi, ditandai dengan lonjakan hormon luteinizing (LH). Lonjakan ini menyebabkan folikel yang matang melepaskan sel telur ke dalam tuba falopi, di mana sel telur dapat bertemu dengan sperma untuk dibuahi.
- Fase Luteal (Hari 15-28) Setelah ovulasi, folikel yang pecah berubah menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron. Hormon ini penting untuk mempertahankan lapisan endometrium agar siap untuk menerima embrio jika pembuahan terjadi. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menyusut, kadar progesteron menurun, dan menstruasi dimulai.
Kondisi Kesehatan yang Berhubungan dengan Ovarium
- Kista Ovarium: Kista adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di ovarium. Kista ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala dan dapat hilang dengan sendirinya, tetapi beberapa kista dapat menyebabkan nyeri atau komplikasi jika ukurannya besar atau pecah.
- Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Kondisi ini ditandai dengan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan ovarium memproduksi folikel kecil yang tidak pernah matang dan melepaskan sel telur. PCOS dapat menyebabkan masalah kesuburan, siklus menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan resistensi insulin.
- Endometriosis: Kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, termasuk di ovarium. Endometriosis sering menyebabkan nyeri panggul yang parah dan dapat menyebabkan kemandulan.
- Kanker Ovarium: Salah satu kanker reproduksi yang paling mematikan karena sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala kanker ovarium meliputi perut kembung, nyeri panggul, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Menopause: Ovarium secara bertahap mengurangi produksi hormon estrogen dan progesteron seiring bertambahnya usia wanita, menyebabkan berakhirnya ovulasi dan menstruasi. Menopause biasanya terjadi antara usia 45 hingga 55 tahun.
Menjaga Kesehatan Ovarium
- Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, kaya akan antioksidan, serat, dan lemak sehat dapat membantu mendukung kesehatan ovarium.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko gangguan hormonal seperti PCOS.
- Pemeriksaan Rutin: Melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur, termasuk USG panggul, dapat membantu mendeteksi masalah ovarium lebih awal.
- Mengelola Stres: Stres kronis dapat memengaruhi keseimbangan hormon, sehingga penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.
| Baca juga: Memahami dan Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita